Frequently Asked Question (FAQ)
Down Syndrome atau Sindrom Down adalah kondisi yang menyebabkan anak dilahirkan dengan kromosom yang berlebih atau kromosom ke-21. Gangguan ini disebut juga dengan trisomi 21 dan dapat menyebabkan seorang anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik dan mental, bahkan kecacatan.
Gangguan ini adalah kelainan kromosom genetik yang paling umum terjadi. Selain itu, kelainan ini juga dapat menyebabkan masalah terkait kesehatan, seperti gangguan jantung dan pencernaan. Tidak sedikit anak dengan gangguan ini mengalami kecacatan seumur hidup dan bahkan harapan hidupnya lebih pendek.
Dengan adanya kemajuan medis dan pemahaman yang lebih baik tentang sindrom Down, peningkatan kualitas hidup anak menjadi lebih baik. Intervensi dini yang dilakukan juga dapat membantu pengidapnya untuk menjalani kehidupan yang memuaskan. Peran keluarga sangat penting untuk membantu kehidupan pengidap sindrom Down.
Sumber : https://www.halodoc.com
Penjelasan mengenai down syndrome dapat di simak juga melalui video youtube pada tautan berikut ini: Down Syndrome - dr. Sugono, Msi.Med, Sp.OG
Down
Syndrome terjadi karena adanya kelainan pada pembagian kromosom selama proses
pembentukan sel telur atau sperma, yang mengakibatkan adanya tambahan satu
salinan kromosom 21. Penyebab pasti terjadinya kelainan ini tidak diketahui
secara pasti, namun faktor usia ibu saat hamil diketahui dapat meningkatkan
risiko. Ibu yang hamil pada usia 35 tahun atau lebih memiliki risiko lebih
tinggi untuk melahirkan anak dengan Down Syndrome. Meskipun begitu, Down
Syndrome dapat terjadi pada ibu dari segala usia.
Referensi: Hello Sehat - Down Syndrome
Down
Syndrome dapat didiagnosis sebelum kelahiran melalui tes prenatal seperti
amniosentesis, chorionic villus sampling (CVS), atau tes darah ibu yang disebut
Non-Invasive Prenatal Testing (NIPT). Amniosentesis dilakukan dengan mengambil
sampel cairan ketuban untuk diperiksa kromosomnya, sedangkan CVS mengambil
sampel dari plasenta. Tes-tes ini sangat akurat namun memiliki risiko kecil
terhadap kehamilan. Setelah kelahiran, Down Syndrome biasanya didiagnosis
melalui pemeriksaan fisik dan dikonfirmasi dengan tes genetik untuk
mengidentifikasi adanya kromosom 21 tambahan.
Referensi: RSAB Harapan Kita - Deteksi Dini Down Syndrome
Mendukung
perkembangan anak dengan Down Syndrome memerlukan pendekatan yang komprehensif
dan berkelanjutan. Intervensi dini, seperti terapi fisik untuk meningkatkan
kekuatan otot dan koordinasi, terapi wicara untuk membantu komunikasi, dan
terapi okupasi untuk keterampilan hidup sehari-hari, sangat penting. Program
pendidikan individual (IEP) yang disesuaikan dengan kebutuhan anak dapat
membantu mereka mencapai potensi akademik. Selain itu, dukungan emosional dari
keluarga dan komunitas sangat penting untuk kesejahteraan anak. Mengikuti
kelompok dukungan dan mencari informasi dari sumber terpercaya juga dapat
membantu orang tua memberikan dukungan yang terbaik.
Referensi: Parenting Indonesia - Mendukung Anak dengan Down Syndrome
Anak-anak
dengan Down Syndrome berisiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai komplikasi
medis. Beberapa masalah kesehatan yang umum termasuk penyakit jantung bawaan,
gangguan pendengaran, masalah penglihatan, dan gangguan tiroid. Mereka juga
lebih rentan terhadap infeksi, seperti infeksi telinga dan saluran pernapasan.
Masalah pencernaan, termasuk obstruksi gastrointestinal, juga lebih sering
terjadi. Selain itu, anak-anak dengan Down Syndrome memiliki risiko lebih
tinggi untuk mengalami apnea tidur dan masalah kesehatan mental seperti depresi
dan gangguan kecemasan. Monitoring kesehatan secara rutin sangat penting untuk
mengelola komplikasi ini.
Referensi: Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo - Down Syndrome
Merawat
anak dengan Down Syndrome memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan
berbagai jenis terapi dan dukungan. Intervensi dini, seperti terapi fisik,
terapi wicara, dan terapi okupasi, sangat penting untuk membantu anak mengembangkan
keterampilan dasar. Dukungan pendidikan juga krusial, dengan program pendidikan
khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Selain itu, anak-anak dengan
Down Syndrome seringkali memerlukan perawatan medis tambahan untuk kondisi
kesehatan yang mungkin menyertai, seperti masalah jantung atau gangguan tiroid.
Peran keluarga dan komunitas sangat penting dalam memberikan dukungan emosional
dan sosial.
Referensi: IDAI - Perawatan Anak dengan Down Syndrome
Gejala
Down Syndrome dapat bervariasi, tetapi beberapa ciri fisik yang umum termasuk
wajah datar dengan profil hidung yang rata, mata berbentuk almond yang
cenderung miring ke atas, leher pendek, tangan dan kaki kecil, serta tonus otot
yang rendah. Anak-anak dengan Down Syndrome juga cenderung memiliki
keterlambatan perkembangan intelektual dan motorik. Selain itu, mereka mungkin
memiliki masalah kesehatan lainnya seperti gangguan pendengaran, penyakit
jantung bawaan, dan masalah tiroid. Deteksi dan penanganan dini sangat penting
untuk mengatasi dan meminimalkan dampak dari gejala ini.
Referensi: KlikDokter - Down Syndrome
Down Syndrome bukan suatu penyakit, maka tidak dapat disembuhkan.
Adapun yang bisa dilakukan adalah membuat penyandang Down Syndrome memiliki kualitas hidup lebih baik melalui tindakan medis, terapi, pendidikan, latihan keterampilan hidup sehari-hari, dan tentunya menjaga pola hidup seimbang.
Hubungi kami
Jl. Nanas No. 42,
Kec. Bandung Wetan,
Kota Bandung, Jawa Barat 40114